Kamis, 17 Maret 2011

KISAH CINTA JOMBLO


UNTUK MEMENUHI TUGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER BAHASA INGGRIS,

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH BANDUNG, 2008

Umurku 19 Tahun, seorang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi negeri terkenal. Aku telah memiliki mobil pribadi, hand phone yang keren, keluarga yang mendukung, dengan kata lain, aku memiliki semuanya apa yang disebut dengan kehidupan yang sempurna. Hanya ada satu kekurangan. Aku tidak memiliki pacar. Betapa hal ini menyedihkan? Bahkan menjadi buruk, ini bukanlah aku tidak memiliki pacar yang benar-benar cocok sekarang. Bahkan lebih sepertinya aku tidak pernah memiliki seseorang, tidak seorang pun.

Aku menduga hal ini terjadi ketika SMP. Aku mulai menghancurkan seseorang. Dia adalah satu dari sekian pemain bola basket yang memiliki ciri senyuman dingin mematikan. Disebut sebagai pasangan, ditambah beberapa bakat muda dan sehat, aku yakin betul dengan hal itu. Tetapi bukan sebagai suatu syarat keberhasilan, tetapi aku telah berhasil membuat dia menghindariku untuk beberapa tahun. Boy, apakah aku telah membuat diriku kelihatan konyol! Hanya mengingat itu membuatku ingin menggali lubang dan menyembunyikan diriku di dalamnya.

Sedihnya, tidak beberapa lama pada tahun terakhir aku jatuh ke dalam perangkap yang disebut cinta. Di tahun terakhirku di SMP, aku telah mencoba untuk mencuri makna lain dari sahabat. Aku tidak tahu, apa yang menjadikanku begini, menggoda dia dengan segala cara yang kubisa. Aku tersenyum, aku bermain mata dan aku berdusta. Dan akhirnya mereka menyerah setelah semuanya itu. Aku menduga siapa pacar barunya? Salah satu teman sekelasku! Aku tidak hanya gagal mencapai tujuanku, tetapi juga kehilangan satu dari sahabatku, cara yang sangat bodoh, aku berlebihan. Yach, aku menduga ketika itu aku sungguh memberikan arti baru untuk kata “gagal total“.

Jadi untuk beberapa tahun, tidak ada yang dapat aku lakukan tetapi aku mendengar cerita romantic sabtu malam seluruh temanku. Bagaimana aku bisa berpura-pura tidak mendengar mereka ketika mereka berkata benar di depanku? Aku hanya dapat memberikan senyuman yang datar setiap waktu kepada seseorang yang memberiku semangat kepadaku untuk menemukan pangeran yang menawan hatiku. Jika aku hanya bisa jujur dan berteriak tentang kebenaran di depan muka mereka., ini tidak mudah, gadis !!! aku bahkan dicalonkan sebagai “jomblo tahun ini “ . jomblo yang dengan berbagai macam ketakutan dari cara – cara untuk menggambarkan seseorang yang tidak mermiliki cinta.

Aku hanya dapat terjatuh pada sedikit rasa cemburu di hati dengan rapihnya aku menangisinya di benaman bantal. Hampir setiap malam aku bertanya pada diriku apa ada yang salah denganku? Apakah karena aku jelek untuk dicintai? Apakah karena bila bersamaku tidak cukup menyenangkan? Aku sangat sakit dan mencoba-coba untuk menemukan jawaban yang benar.

Suatu hari aku menemukan bagaimana untuk menghindari apa yang disebut dengan cinta sejati. Dengan bergabung kepada siapapun yang menyukaiku juga dengan kesendirianku. Pertama kali aku merasa canggung di lingkungan yang berjilbab. Mereka memiliki banyak bahan yang menutupi mereka ketika aku tetap memakai seragam berukuran kecil. Tetapi setidaknya mereka tidakmemaksaku seperti mereka. Aku cukup lega mereka menerimaku dengan tangan terbuka. Dan yang terbaik dari semuanya, tidak satupun dari mereka berbicara tentang laki-laki di setiap waktu (yach, hampir).

Pertama kali aku bermaksud mengguinakan hijab, membuat seseorang jadi malaikat begitu saja. Mereka juga tidak dapat melakukan kesalahan apapun, selama menempatkan diri untuk tidak memandang laki-laki yang bukan muhrimya., dan menggunakan perlengkapan pakaian yang sedemikian manis..

Yach, mencegahku dari kesalahan. Beberapa minggu bergaul dengan mereka, aku mengerti alasan atas semua perbuatan yang kulihat.

Jilbaber juga manusia (tentu saja!) siapa yang sangat suka dengan kesalahan. Jilbaber bukan manusia pendendam, mereka hanya ingin menjaga hati mereka dan juga dengan lawan jenis, mohon miringkan sesuatu itu sebelum waktunya. Dan desakan dan luapan perasaan demi perlengkapan pakaian yang dikenakannya yang demikian panjang tidak ada bedanya untuk seorang muslim yang wajahnya mungkin di neraka jika mereka tetap menjaga dirinya tidak tertutup.

Aku juga diberitahu rahasia dari hati mereka, yang berjilbab juga bisa jatuh cinta. Beberapa dari mereka memiliki pengalaman yang sama seperti diriku. Tetapi mereka telah bisa mengalihkan rasa itu dengan melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

Setelah menderita beberapa tahun, akhirnya aku telah menemukan jalan keluar yang mungkin menyelamatkan atas semuanya. Bukan musibah sebagaimana aku menyebutnya. Barangkali Allah mentakdirkanku untuk tetap sendiri, bukan karena ia membenciku. Tetapi mugkin karena Allah Allah peduli kepadaku dan tidak ingin melihatku jatuh kedalam suatu larangannya.

Menggenggam tangan, menghabiskan waktu berjam-jam bersama, mengambil jalan panjang yang tenang, mungkin beberapa kecupan kecil pipi, mungkin tampak seperti kesenangan kecil yang aku lakukan. Tetapi siapa yang bisa menjamin mereka melawan godaan? Siapa yang bisa menjamin mereka akan selalu menyatakan tidak? Siapa yang mencoba menjamin keselamatan kita ketika di kegelapan, sepi, dan disana tidak ada seorang pun disekitar kecuali iblis?

Ketika itu aku memutuskan untuk menepati kewajibanku (di saaat terakhir). Aku mulai mengenakan hijab. Seperti waktu yang telah lewat, aku menemukan cinta yang lain. Bagaimana bisa aku tidak cinta kepada sesuatu yang menemaniku kemanapun aku pergi? Bagaimana bisa aku tidak cinta kepada sesuatu yang telah memberikan semua kegembiraan dan kemudahan dari semua penderitaanku? Bagaimana bisa aku tidak mencintai sesuatu yang akan selalu lebih mencintaiku tanpa balasan? Bagaimana bisa aku tidak cinta kepada Allah?

Jika aku dapat kembali ke masa lalu dan memilih takdir, aku tidak pernah menginginkan untuk menukar hal yang satu itu. Aku mungkin tidak akan pernah merasa mencintai manusia sebelumnya. Tetapi aku menemukan cinta yang nyata sebagai balasannya. Cinta untuk Allah.

*****

Terjemahan dari Majalah Annida, Judul Asli “Jomblo Love Story“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar