Kamis, 17 Maret 2011

Mata Kuliah, Metode Pendidikan Agama Islam , tahun 2008

METODE SIMULASI

  1. PENGERTIAN SIMULASI

Wojowasito dalam kamusnya memberikan batasan tentang simulasi, yaitu berasal dari kata “simulak’, yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Bak kata simulasi (simulation) diartikan : “Tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja”. Seorang guru mensimulasikan sikap orang tua yang otoritas, berarti guru itu menunjukkan kepada para peserta didiknya dengan jalan berbuat seolah-olah sebagai orang tua yang otoriter.

Definisi yang lebih berorientasi pada praktek pelaksanaan ini, memberikan gambaran atau simulasi itu dapat digunakan untuk melakukan proses-proses tingkah laku. Secara imitasi.

Paul A. Twelker lebih menekankan pada tujuan dicapainya kegiatan dengan metode simulasi, yaitu ingin memperoleh esensi atau hakikat sesuatu, seperti bagaimana orang lain merasa berbuat.

Taylor & Rex Walfors mengemukakan bahwa setiap bentuk kegiatan simulasi akan terjadi hal-hal sebagai berikut :

  1. Para pemain memegang peranan yang mewakili dunia kenyataan, & juga membuat keputusan-keputusan dalam mereaksi penilaian mereka terhadap setting yang mereka temukan sendiri.
  2. Mereka mengalami perbuatan-perbuatan tiruan yang berhubungan dengan keputusan-keputusan mereka.
  3. Mereka memonitor hasil-hasil kegiatan masing-masing & diarahkan untuk merefleksi terhadap hubungan antara keputusan-keputusan sendiri & konsekuensi-konsekuensi akhir dari berbagai perbuatan.

Dengan simulasi diharapkan, agar para pelaku dapat memperoleh kecakapan bersikap & bertindak yang sesuai dengan & atau menghadap situasi yang sebenarnya.

Jadi, pengertian operasional dari metode simulasi ialah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman atau hakikat dari sesuatu konsep atau prinsip, atau suatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latiahn, dalam situasi tiruan. Sehingga dengan demikian individu yang bersangkutan akan mampu menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi.

  1. KEBAIKAN & KELEMAHAN METODE SIMULASI
  1. Kebaikan metode simulasi
  1. Aktivitas simulasi menyenangkan para peserta didik sehingga para peserta didik secara wajar terdorong untuk berpartisipasi.
  2. Startegi ini menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas-aktivitas simulasi sendiri tanpa bantuan peserta didik.
  3. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
  4. Mengurangi hal-hal yang terlalu abstrak, sebab dikerjakan dalam bentuk aktivitas.
  5. Tidak memerlukan skill komunikasi yang pelik, dalam banyak hal peserta didik hanya memerlukan pengarahan yang simpel.
  6. Interaksi antara peserta didik memungkinkan timbulnya keakraban & keutuhan yang sehat anatara mereka.
  7. Strategi ini menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang motivasinya.
  8. Simulasi melatih berpikirkritis, sebab mereka terlibat dalam analisa atau proses kemajuan simulasi itu.
  9. Simulasi memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas peserta didik yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

  1. Kelemahan metode simulasi
  1. Efektivitasnya dalam memajukan proses belajar belum bisa dilaporkan secara riset.
  2. Terlalu mahal, misalnya membuat simulasi hanya untuk motivasi.
  3. Dalam situasi sering tidak diikutkan element-element penting, contoh : menyetir mobil (simulasi) tidak menyertakan lalu lintas lainnya, suara & tanda-tanda lalu lintas yang dijelaskan.
  4. Simulasi menghendaki pengelompokkan peserta didik yang fleksibel.
  5. Simulasi menghendaki banyak imajinasi dari guru & peserta didik.
  6. Simulasi menghendaki hubungan yang informasi antara guru & peserta didik.
  7. Sering mendatangkan kritik dari orang tua, karena aktivitas ini melibatkan permainan.

Daftar Kutipan

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2005),h.313-319.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar